Berkemah di candi Cetho karangpandan

Diposting oleh Moch Jibriel | 08.14 | | 1 komentar »

Pada suatu akhir minggu , bidang kepramukaan yang di bimbing oleh Bapak Amir ( juga mengajar PMP di kelas ) mengadakan kegiatan perkemahan PERSAMI ( perkemahan sabtu malam minggu ) dengan lokasi di desa Kemuning - Candi Cetho karangpandan . Kegiatan tersebut di tujukan untuk adik adik kelas II , sedangkan saya bersama teman teman karena jarang ikut kegiatan pramuka maka juga tidak dilibatkan sebagai panitia . Namun saya bersama teman kelompok saya ( Ali Nurdin , Abu Amar , M Sahid dan M Yani ) ikut nebeng truk rombongan dan ikut berkemah secara tidak resmi .

Di malam pelaksanaan kemah tersebut , tiba tiba Hermanto si ketua OSIS ( menjadi pembina di kegiatan tersebut ) datang menemui dan menyampaikan maksudnya kepada saya . Hermanto ingin memberikan surprise kepada peserta kemah berupa shock therapy , yaitu saya nanti pada saat pelaksanaan api unggun di suruh berpura pura mengamuk dan merusak api unggun tersebut .

Malam itu saat pelaksanaan malam api unggun sedang berlangsung dan menginjak acara perenungan , kami serombongan masuk ke dalam lingkaran api unggun tersebut dan mengamuk serta merusak nyala api unggun tersebut dan seolah olah ingin membubarkan acara tersebut . Sontak para siswa putri pada menjerit kaget dan ketakutan dan siswa laki laki pada terdiam di tempat . Setelah beberapa saat kami beraksi lalu kami segera berlalu meninggalkan lokasi api unggun tersebut , dan terdengar si Hermanto mengambil alih kendali dengan memberikan shock therapy berupa orasi . Di dalam orasi-nya Hermanto mengatakan bahwa pelatihan mental adalah juga menjadi hal penting sebagai bentuk memupuk keberanian serta kekompakan dalam kegiatan tersebut .

Bahkan beberapa saat setelah peristiwa tersebut berlalu , Bapak Amir selaku pembina pramuka mendatangi saya dan menginterogasi tentang peristiwa tersebut . Lalu saya-pun menyampaikan perihal semua itu , yaitu tentang ide Hermanto yang ingin memberikan suatu kejutan kepada peserta kemah tersebut . Akhirnya meskipun masih belum sepenuhnya menerima , Bapak Amir-pun dapat menerima cerita saya tersebut namun dengan catatan bahwa saya beserta kelompok saya di minta untuk meninggalkan lokasi tersebut .

Paginya kami sekelompok berbenah dan berpamitan meninggalkan kegiatan perkemahan tersebut dan pulang ke Solo . Kami dari Karangpandan meneruskan perjalanan ke Tawangmangu dan akhirnya pulang ke Solo dengan berjalan kaki lewat Matesih . Kami berangkat pulang dari Tawangmangu jam lima sore dan sampai di kota Solo jam enam pagi .

Kalo mengingat peristiwa tersebut saya terkadang masih sering tersenyum senyum sendiri .

Share on Facebook

1 komentar

  1. buguru // 3 Juli 2013 pukul 12.31  

    program kemah bhaktinya masih ada ndak ya!